Bahasa Injil Yang Asli

Posted by Dastan on Selasa, 18 November 2014 0

Views

Injil boleh dikatakan merupakan sebuah buku yang paling banyak diterjemahkan, dan paling banyak diperjual belikan. Tercatat sampai bulan November 2012 injil sudah diterjemahkan hampir ke dalam 518 bahasa, dan terjual sampai 6 milyar copy. Namun demikian pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apa bahasa injil yang asli? Hal ini mengingat yang beredar justru hanya sebuah terjemahan tanpa menyertakan bahasa aslinya.

Di Indonesia, injil dikenal dengan sebutan al kitab. Jika jeli, maka ummat kristiani akan memahami bahwa bahasa tersebut pada hakikatnya diambil dari bahasa arab, yang artinya buku. Artinya, secara tidak langsung bahasa asli Injil memang sangat terkait dengan bahasa arab. Bahkan injil sendiri terambil dari bahasa arab, alif, nun, ya, dan lam yang berarti kabar baik. Hal ini sangat bisa dimaklumi mengingat Yesus sendiri hidup di Palestina yang sesungguhnya berbahasa aramaik (serumpun dengan arab).

Sayangnya banyak yang tidak mengetahui bahwa dalam bahasa arab ada beragam dialek, kildani, funisia, kanaait. Nah, untuk Yesus sendiri menggunakan bahasa arab dengan dialek kanaait, yang lebih dikenal dengan Ibrani (kaum seberang).
Faktanya, Yesus berasal dari Palestina dengan penggunaan bahasa Aramaik. Artinya, kalaupun al kitab/injil lahir darinya, atau firman Tuhan yang diberikan padanya, maka paling tidak bahasa injil yang asli adalah aramaik. Jika memang baru ditulis oleh salah satu dari 12 muridnya (barnabas), maka seharusnya murid itu menulis dalam bahasa aramaik, paling tidak bahasa arab dengan dialek lain. Sayangnya jejak kitab suci tersebut seolah musnah.

Perjanjian lama juga pada awalnya bukanlah sebuah naskah tunggal, justru kumpulan dari tiga naskah, massorethique, naskah untuk terjemahan bahasa yunani, dan satu lagi taurat Samaria. Perjanjian lama kemudian dikompilasikan, termasuk dengan kumpulan surat-surat. Namun justru hal ini menimbulkan beragam penafsiran, jika dibiarkan akan timbul perpecahan besar, dan agama kristen akan hilang.

Dalam hal ini kaisar kostantin memiliki pemikiran hebat. Ia berusaha menyatukan perbedaan tersebut dengan mengadakan sebuah konsili (muktamar). Salah satu pembahasan penting dalam hal ini tentu saja berkaitan dengan kitab suci tersebut. Dalam konsili tersebut, Paulus memiliki peranan besar.
Paulus justru mengambil peran dalam perkembangan ajaran agama kristen karena menentukan arah dari kitab injil. Ia memasukkan unsur-unsur mistik, gnostic, dan sakramen agar lebih menarik. Dalam tahap ini injil sudah menjelma menjadi bahasa yunani.

Dalam buku the first christian karya A. Powell Davies disebutkan, dalam hal ini Paulus dibenci oleh kaum yahudi karena berkhianat, dan dibenci oleh romawi karena membelot. Hal ini bisa jadi disebabkan menghilangkan keaslian dari bahasa kitab suci yang lebih dekat dengan Yahudi dan Romawi. Namun bagaimanapun, Paulus memiliki andil besar dalam perkembangan gereja dan kitab suci selanjutnya.

Berdasarkan fakta tersebut, gereja, pendeta, dan para teolog mulai terpecah-pecah, ada yang setuju, ada juga yang tidak. Hal ini menjadikan al kitab juga memiliki isi yang sesuai untuk jama’ah, namun tidak sesuai dengan jama’ah lain. Sayangnya hal ini berimbas pada ajaran dalam al kitab. Oleh sebab itulah singkat kata, gereja hanya merestui beberapa injil saja, namun membuang yang lainnya.

Oleh sebab itu antara satu gereja dengan yang lain belum tentu memiliki fasal-fasal yang sama dalam kitab sucinya, atau bahkan antara satu dengan yang lain berbeda seperti layaknya gereja-gereja yang bermacam-macam jenisnya. Wajar jika kemudian ummat kristiani tidak mengenal kitab aslinya karena pasti sangat jarang yang mampu berbahasa yunani, terlebih ibrani. Dengan demikian ummat kristiani akan menerima begitu saja terjemahnya tanpa memeriksa bahasa injil yang asli. Lagipula tidak ada anjuran untuk membaca al kitab setiap waktunya, apalagi menghafalnya.

Bahkan sekarang injil tidak lagi dikenal dengan perjanjian lama atau baru, namun lebih dikenal empat kitab pertama dalam perjanjian baru, Matius, Markus, Lukas, Yohanes yang disebut dengan injil kanonik, atau yang ditulis oleh gereja atas ilham roh kudus. Meskipun jumlah injil yang beredar diyakini mencapai 20an, namun hanya empat injil tersebut yang kini lebih diyakini sebagai injil yang sesuai dengan standar gereja.

Tagged as:
About the Author

Ma'mun Affany dan Rijal Muslich Maulana

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

0 Comments:

back to top