Konsep Tuhan dalam Bible

Posted by Dastan on Senin, 01 Desember 2014 0

Views

gambar: sesawi.net
Sumber paling valid untuk menguji konsep-konsep dalam agama kristen, tentunya merujuk kepada Bible sebagai kitab sucinya. Menarik bahwa memang, di antara sekian versi Bible yang dibaca oleh para Kristiani, versi King James adalah yang paling banyak dirujuk baik dalam studi teologi ataupun peribadatan. Salah satu konsep yang menjadi tema utama tentu saja, adalah konsep Tuhan.

Menarik, bahwa dalam kajian panjang yang diadakan oleh setiap Teolog yang serius mengkaji Bible tidak pernah menemukan adanya keabsahan ketuhanan Yesus (pbuh). Namun justru di banyak ayat ditunjukkan betapa sesungguhnya Yesus mengakui ketuhanan di luar diri-Nya; sebaga contoh, “My Father is greater than I” (Yohanes, 14:28), “My Father is greater than all.” (Yohanes, 10:29), “I can of mine own self do nothing: as i hear, i judge: and my judgment is just; because I  seek not my own will, but the willof the Father which hath sent me” . Dalam Matius dan Lukas pun ditemukan ayat yang serupa, “... I cast out devils by spirit of God...” (Matius 12:28),  “... I with the finger of God cast out devils...” (Lukas 11:20) .

Maka lebih lanjut kemudian bahwa sesungguhnya, klaim ketuhanan tidak pernah diucapkan oleh Yesus. Dengan kata lain, Yesus tidak pernah mengakui dirinya adalah Tuhan. Yesus justru mengaku bahwa di adalah seorang yang diutus untuk ajaran Yahudi sebelumnya. “... and the word which ye hear is not mine, but the Father’s which sent me.” (Yohanes: 14:24) “And this is life eternal, that they might knwo thee the only true God, and Jesus Christ,” whom thou has sent.” (Yohanes, 17:3).  Pengutusan Yesus sebagai rasul tentu dengan tanda-tanda kenabian (mu’jizat) yang  memberikan-Nya kelebihan, “ Ye men of Israel, hear these words; Jesus of Nazareth, a man approved of God among you by miracles and wonders and signs, which God did by him in the midst of you, as ye yourselves also know.” (Acts 2:22).

Jika dalam teologi Kristen hari ini masih digaungkan konsep trinitas, maka sebetulnya mungkin perlu dikaji lebih jauh soal konsep ketuhanannya. Bagaimana mungkin adanya ketidaksingkronan antara interpretasi dengan teks, terutama yang  berkaitan dengan isu teologis semacam konsep ketuhanan. 

Tagged as: , ,
About the Author

Ma'mun Affany dan Rijal Muslich Maulana

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

0 Comments:

back to top