Kristen dan Eksklusivisme

Posted by Dastan on Minggu, 02 November 2014 0

Views

Secara historisnya, studi dalam agama Kristen mengajarkan sebuah klaim yang eksklusif dan internal. Pasalnya adalah betapa sesungguhnya agama Kristen hanya diturunkan untuk mereka Bangsa Yahudi  keturunan Bani Israel. ,”Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka, “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15: 5-6). Kedua belas murid ini tidaklah lain merujuk kepada 12 murid Yesus yang pertama.

 Secara spesifik dikatakan di sini bahwa keselamatan yang diajarkan dalam agama Kristen secara tidak langsung bertujuan untuk memperbaiki dan serta menyempurnakan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam agama Yahudi. Klaim eksklusif ini ditekankan pada ayat yang sama,

“Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru, ‘Kasihanilah aku, ya Tuhan, anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.’ Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid murid-Nya datang meminta kepada-Nya, ‘suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.’ Jawab Yesus, ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.’ Tetapi perempuan itu menekat dan menyembah Dia sembari berkata, ‘Tuhan, tolonglah aku.’ Tetapi Yesus menjawab,’Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” (Injil Matius 15:5-6)

Maka sejarah pun mencatat bahwa Yesus tidak pernah mengajak orang yang bukan Yahudi untuk mengikuti ajarannya seumur hidupnya. Dalam memilih 12 orang muridnya itu pun, Yesus meyakinkan bahwa mereka termasuk sukunya sehingga ramalan lainnya terpenuhi. “.... Apabila Anak Manusia bersamaan di tahta kemuliaan-Nya jam, yang telah mengikuti Aku, akan duduk duga di atas 12 tahta untuk mengikuti Aku, akan duduk juga di atas 12 tahta untuk menghakimi ke 12 suku Israel...” (Injil Matius 19:28).


Jadilah kemudian penghayatan terhadap agama Kristen dilakukan secara kritis dan eksklusif. Tidaklah dapat dibenarkan secara teologis misionarisme agama Kristen, karena sesungguhnya dia sudah berlawanan dengan ajaran Kristen sendiri.  

Tagged as: ,
About the Author

Ma'mun Affany dan Rijal Muslich Maulana

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

0 Comments:

back to top