What's New Here?

    Kerendahan Derajat Perempuan

    foto: filesentani.blogspot.com
    Dalam banyak lini kehidupan posisi antara perempuan dan laki-laki selalu menjadi perdebatan. Dalam institusi keluarga perempuan selalu menjadi subordinat. Belum lagi pandangan bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki hingga tak pantas untuk berkedudukan setara. Wajar jika kemudian muncul keinginan perempuan agar setara. Namun pertanyaannya dari mana pandangan hidup tersebut muncul?

    Bila ingin menelisik sebuah sudut pandang, maka salah satu sumber selain adat, disiplin ilmu, adalah kitab suci. Injil dalam hal ini memposisikan perempuan sangat jelas, yaitu sebagai sumber dari semua dosa manusia dikarenakan bujuk rayu ular mampu membujuk perempuan (hawa) sewaktu di surga untuk memakan buah yang terlarang (kejadian 3 1-7) hingga menyebabkan manusia dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke bumi. Dari sini pula istilah dosa turunan muncul.

    Dari kejadian tersebut Tuhan dengan keras mengutuk perempuan (hawa), "Aku akan menambah kesakitanmu selagi engkau hamil dan pada waktu engkau melahirkan. Tetapi meskipun demikian, engkau masih tetap berahi kepada suamimu, namun engkau akan tunduk kepadanya." (kejadian 3 16)

    Namun Tuhan lebih menegaskan lagi bujuk rayu perempuan yang menyesatkan, -Lalu kata TUHAN kepada laki-laki itu, "Engkau mendengarkan kata-kata istrimu lalu makan buah yang telah Kularang engkau makan.” (kejadian 3 17) dari ayat ini kemudian muncul anggapan bahwa sebenarnya pria (adam) tidaklah bersalah, hanya saja perempuan (hawa) yang mudah tergoda. Seandainya perempuan tersebut tidak tergoda maka akan kekal di surga. Akibatnya perempuan dijatuhi stigma penyebab dosa yang diwariskan kepada seluruh manusia. Yang selanjutnya ditebus oleh Jesus sebagai juru selamat.


    Belum lagi bagaimana anak perempuan yang membuat mabuk ayahnya (Lot) sendiri agar mau tidur dengan dirinya yang tertulis di kitab kejadian pasal 19 ayat 32 yang menyatakan “Mari, kita buat ayah mabuk, lalu kita tidur dengan dia supaya kita mendapat anak." Oleh sebab itu stigma bahwa derajat perempuan rendah, hina karena penggoda dan penyebab dosa muncul.

    Kerendahan Derajat Perempuan

    Posted by Dastan No comments

    foto: filesentani.blogspot.com
    Dalam banyak lini kehidupan posisi antara perempuan dan laki-laki selalu menjadi perdebatan. Dalam institusi keluarga perempuan selalu menjadi subordinat. Belum lagi pandangan bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki hingga tak pantas untuk berkedudukan setara. Wajar jika kemudian muncul keinginan perempuan agar setara. Namun pertanyaannya dari mana pandangan hidup tersebut muncul?

    Bila ingin menelisik sebuah sudut pandang, maka salah satu sumber selain adat, disiplin ilmu, adalah kitab suci. Injil dalam hal ini memposisikan perempuan sangat jelas, yaitu sebagai sumber dari semua dosa manusia dikarenakan bujuk rayu ular mampu membujuk perempuan (hawa) sewaktu di surga untuk memakan buah yang terlarang (kejadian 3 1-7) hingga menyebabkan manusia dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke bumi. Dari sini pula istilah dosa turunan muncul.

    Dari kejadian tersebut Tuhan dengan keras mengutuk perempuan (hawa), "Aku akan menambah kesakitanmu selagi engkau hamil dan pada waktu engkau melahirkan. Tetapi meskipun demikian, engkau masih tetap berahi kepada suamimu, namun engkau akan tunduk kepadanya." (kejadian 3 16)

    Namun Tuhan lebih menegaskan lagi bujuk rayu perempuan yang menyesatkan, -Lalu kata TUHAN kepada laki-laki itu, "Engkau mendengarkan kata-kata istrimu lalu makan buah yang telah Kularang engkau makan.” (kejadian 3 17) dari ayat ini kemudian muncul anggapan bahwa sebenarnya pria (adam) tidaklah bersalah, hanya saja perempuan (hawa) yang mudah tergoda. Seandainya perempuan tersebut tidak tergoda maka akan kekal di surga. Akibatnya perempuan dijatuhi stigma penyebab dosa yang diwariskan kepada seluruh manusia. Yang selanjutnya ditebus oleh Jesus sebagai juru selamat.


    Belum lagi bagaimana anak perempuan yang membuat mabuk ayahnya (Lot) sendiri agar mau tidur dengan dirinya yang tertulis di kitab kejadian pasal 19 ayat 32 yang menyatakan “Mari, kita buat ayah mabuk, lalu kita tidur dengan dia supaya kita mendapat anak." Oleh sebab itu stigma bahwa derajat perempuan rendah, hina karena penggoda dan penyebab dosa muncul.

    Konsep Tuhan dalam Bible

    gambar: sesawi.net
    Sumber paling valid untuk menguji konsep-konsep dalam agama kristen, tentunya merujuk kepada Bible sebagai kitab sucinya. Menarik bahwa memang, di antara sekian versi Bible yang dibaca oleh para Kristiani, versi King James adalah yang paling banyak dirujuk baik dalam studi teologi ataupun peribadatan. Salah satu konsep yang menjadi tema utama tentu saja, adalah konsep Tuhan.

    Menarik, bahwa dalam kajian panjang yang diadakan oleh setiap Teolog yang serius mengkaji Bible tidak pernah menemukan adanya keabsahan ketuhanan Yesus (pbuh). Namun justru di banyak ayat ditunjukkan betapa sesungguhnya Yesus mengakui ketuhanan di luar diri-Nya; sebaga contoh, “My Father is greater than I” (Yohanes, 14:28), “My Father is greater than all.” (Yohanes, 10:29), “I can of mine own self do nothing: as i hear, i judge: and my judgment is just; because I  seek not my own will, but the willof the Father which hath sent me” . Dalam Matius dan Lukas pun ditemukan ayat yang serupa, “... I cast out devils by spirit of God...” (Matius 12:28),  “... I with the finger of God cast out devils...” (Lukas 11:20) .

    Maka lebih lanjut kemudian bahwa sesungguhnya, klaim ketuhanan tidak pernah diucapkan oleh Yesus. Dengan kata lain, Yesus tidak pernah mengakui dirinya adalah Tuhan. Yesus justru mengaku bahwa di adalah seorang yang diutus untuk ajaran Yahudi sebelumnya. “... and the word which ye hear is not mine, but the Father’s which sent me.” (Yohanes: 14:24) “And this is life eternal, that they might knwo thee the only true God, and Jesus Christ,” whom thou has sent.” (Yohanes, 17:3).  Pengutusan Yesus sebagai rasul tentu dengan tanda-tanda kenabian (mu’jizat) yang  memberikan-Nya kelebihan, “ Ye men of Israel, hear these words; Jesus of Nazareth, a man approved of God among you by miracles and wonders and signs, which God did by him in the midst of you, as ye yourselves also know.” (Acts 2:22).

    Jika dalam teologi Kristen hari ini masih digaungkan konsep trinitas, maka sebetulnya mungkin perlu dikaji lebih jauh soal konsep ketuhanannya. Bagaimana mungkin adanya ketidaksingkronan antara interpretasi dengan teks, terutama yang  berkaitan dengan isu teologis semacam konsep ketuhanan. 

    Konsep Tuhan dalam Bible

    Posted by Dastan No comments

    gambar: sesawi.net
    Sumber paling valid untuk menguji konsep-konsep dalam agama kristen, tentunya merujuk kepada Bible sebagai kitab sucinya. Menarik bahwa memang, di antara sekian versi Bible yang dibaca oleh para Kristiani, versi King James adalah yang paling banyak dirujuk baik dalam studi teologi ataupun peribadatan. Salah satu konsep yang menjadi tema utama tentu saja, adalah konsep Tuhan.

    Menarik, bahwa dalam kajian panjang yang diadakan oleh setiap Teolog yang serius mengkaji Bible tidak pernah menemukan adanya keabsahan ketuhanan Yesus (pbuh). Namun justru di banyak ayat ditunjukkan betapa sesungguhnya Yesus mengakui ketuhanan di luar diri-Nya; sebaga contoh, “My Father is greater than I” (Yohanes, 14:28), “My Father is greater than all.” (Yohanes, 10:29), “I can of mine own self do nothing: as i hear, i judge: and my judgment is just; because I  seek not my own will, but the willof the Father which hath sent me” . Dalam Matius dan Lukas pun ditemukan ayat yang serupa, “... I cast out devils by spirit of God...” (Matius 12:28),  “... I with the finger of God cast out devils...” (Lukas 11:20) .

    Maka lebih lanjut kemudian bahwa sesungguhnya, klaim ketuhanan tidak pernah diucapkan oleh Yesus. Dengan kata lain, Yesus tidak pernah mengakui dirinya adalah Tuhan. Yesus justru mengaku bahwa di adalah seorang yang diutus untuk ajaran Yahudi sebelumnya. “... and the word which ye hear is not mine, but the Father’s which sent me.” (Yohanes: 14:24) “And this is life eternal, that they might knwo thee the only true God, and Jesus Christ,” whom thou has sent.” (Yohanes, 17:3).  Pengutusan Yesus sebagai rasul tentu dengan tanda-tanda kenabian (mu’jizat) yang  memberikan-Nya kelebihan, “ Ye men of Israel, hear these words; Jesus of Nazareth, a man approved of God among you by miracles and wonders and signs, which God did by him in the midst of you, as ye yourselves also know.” (Acts 2:22).

    Jika dalam teologi Kristen hari ini masih digaungkan konsep trinitas, maka sebetulnya mungkin perlu dikaji lebih jauh soal konsep ketuhanannya. Bagaimana mungkin adanya ketidaksingkronan antara interpretasi dengan teks, terutama yang  berkaitan dengan isu teologis semacam konsep ketuhanan. 

    Kewajiban Kristenisasi Bagi Ummat Kristen


    Agama kristen merupakan salah satu agama yang mewajibkan pemeluknya untuk mampu memasukkan paling tidak satu orang ke dalam agama kristen sepanjang hidupnya. Bahkan konon, jika belum mampu mengkristenkan seseorang, masa tuanya benar-benar sengsara karena hutang tersebut belum terbayar.

    Bagi ummat kristiani, golongan di luar agama mereka diibaratkan seperti domba-domba yang tersesat yang harus dituntun menuju kandang. Meskipun dalam al Kitab tertulis yang tersesat hanya dari bani Israil, namun ummat kristiani lebih menerapkannya ke seluruh manusia yang belum memeluk agama kristen.

    Dalam matius 15:24 dijelaskan, Maka jawab Yesus, kata-Nya, "Tiadalah Aku disuruhkan kepada yang lain hanya kepada segala domba yang sesat dari antara bani Israel."

    Namun yang membuat gerakan kristenisasi berjalan sangat luar biasa, bahkan boleh dikatakan sangat cepat adalah cara yang harus dilakukan. Dijelaskan dalam al Kitab bahwa setiap ummat kristiani harus menjadi bijak seperti merpati, atau cerdik seperti ular, artinya segala cara harus dilakukan asalkan orang lain masuk agama kristen. Tentu saja hal ini sangat memberatkan pemeluknya.

    Dalam matius 10:06 dijelaskan, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala,  sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”

    Maka jangan heran jika ada gerakan menghamili atau hamili aku, karena setelah berhasil mau tidak mau meminta pertanggungjawaban, dan ummat kristiani mau menikah asalkan yang dihamili masuk agama mereka. Hal ini wajar mengingat dalam al kitab juga tertulis menjadi merpati, atau secerdik ular.

    Gerakan lain dalam rangka menjadikan non kristiani menjadi masuk agama mereka juga bermacam-macam, bagi-bagi sembako, membagikan rumah asal masuk kristen. Kristenisasi memang sudah menjadi kewajiban bagi ummat kristiani, dihamili orang tidak masalah, karena pahala masukkan orang ke dalam agama kristen jauh lebih besar.

    Kewajiban Kristenisasi Bagi Ummat Kristen

    Posted by Dastan No comments


    Agama kristen merupakan salah satu agama yang mewajibkan pemeluknya untuk mampu memasukkan paling tidak satu orang ke dalam agama kristen sepanjang hidupnya. Bahkan konon, jika belum mampu mengkristenkan seseorang, masa tuanya benar-benar sengsara karena hutang tersebut belum terbayar.

    Bagi ummat kristiani, golongan di luar agama mereka diibaratkan seperti domba-domba yang tersesat yang harus dituntun menuju kandang. Meskipun dalam al Kitab tertulis yang tersesat hanya dari bani Israil, namun ummat kristiani lebih menerapkannya ke seluruh manusia yang belum memeluk agama kristen.

    Dalam matius 15:24 dijelaskan, Maka jawab Yesus, kata-Nya, "Tiadalah Aku disuruhkan kepada yang lain hanya kepada segala domba yang sesat dari antara bani Israel."

    Namun yang membuat gerakan kristenisasi berjalan sangat luar biasa, bahkan boleh dikatakan sangat cepat adalah cara yang harus dilakukan. Dijelaskan dalam al Kitab bahwa setiap ummat kristiani harus menjadi bijak seperti merpati, atau cerdik seperti ular, artinya segala cara harus dilakukan asalkan orang lain masuk agama kristen. Tentu saja hal ini sangat memberatkan pemeluknya.

    Dalam matius 10:06 dijelaskan, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala,  sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”

    Maka jangan heran jika ada gerakan menghamili atau hamili aku, karena setelah berhasil mau tidak mau meminta pertanggungjawaban, dan ummat kristiani mau menikah asalkan yang dihamili masuk agama mereka. Hal ini wajar mengingat dalam al kitab juga tertulis menjadi merpati, atau secerdik ular.

    Gerakan lain dalam rangka menjadikan non kristiani menjadi masuk agama mereka juga bermacam-macam, bagi-bagi sembako, membagikan rumah asal masuk kristen. Kristenisasi memang sudah menjadi kewajiban bagi ummat kristiani, dihamili orang tidak masalah, karena pahala masukkan orang ke dalam agama kristen jauh lebih besar.

    Kerudung Bagi Wanita Kristen

    Kerudung dikenal sebagai kain penutup kepala, rambut, dan leher yang menjuntai hingga menutup sebagian dada. Kerudung identik dengan ummat Islam yang diharuskan menutup hingga dada, dalam kamus hal tersebut identik dengan jilbab. Namun demikian ternyata sebenarnya tidak hanya Agama Islam yang mewajibkan ummatnya untuk berjilbab, agama kristen pun demikian.

    Dalam I korintus 11:5 dijelaskan, “Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan permpuan yang dicukur rambutnya.” Artinya sebenarnya ummat kristiani seharusnya berkerudung, paling tidak ketika berdo’a.

    Bahkan dalam ayat yang lain dijelaskan bahwa sangat tidak patut bagi seorang perempuan berdo’a kepada Allah sedangkan kepalanya tidak bertudung, I Korintus 11:13. Bisa jadi do’a tersebut tidak akan terkabul.

    St. Paulus menjelaskan lebih detil pada I Korintus 11:3-10 dalam risalahnya “On The Veiling Of Virgins”, “Wanita muda hendaklah engkau mengenakan kerudung saat berada di jalan, demikian pula hendaknya engkau mengenakan di dalam gereja, mengenakannya saat berada di antara orang asing dan mengenakannya juga saat berada di antara saudara laki-lakimu.” Artinya perempuan kristiani memiliki kewajiban untuk berkerudung dimanapun ia berada.

    Wajar jika kemudian Menteri Dalam Negeri Italia Giulliano Amato menanggapi sinis permintaan beberapa pihak untuk melarang muslimah berkerudung karena menurutnya, Bunda Maria sebagai wanita suci dalam ummat kristiani juga berkerudung, “Ketika Bunda Maria senantiasa memakai kerudung, lalu bagaimana bisa kalian berharap dari saya untuk menentang kerudung kaum Muslimah?”

    Kerudung Bagi Wanita Kristen

    Posted by Dastan No comments

    Kerudung dikenal sebagai kain penutup kepala, rambut, dan leher yang menjuntai hingga menutup sebagian dada. Kerudung identik dengan ummat Islam yang diharuskan menutup hingga dada, dalam kamus hal tersebut identik dengan jilbab. Namun demikian ternyata sebenarnya tidak hanya Agama Islam yang mewajibkan ummatnya untuk berjilbab, agama kristen pun demikian.

    Dalam I korintus 11:5 dijelaskan, “Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan permpuan yang dicukur rambutnya.” Artinya sebenarnya ummat kristiani seharusnya berkerudung, paling tidak ketika berdo’a.

    Bahkan dalam ayat yang lain dijelaskan bahwa sangat tidak patut bagi seorang perempuan berdo’a kepada Allah sedangkan kepalanya tidak bertudung, I Korintus 11:13. Bisa jadi do’a tersebut tidak akan terkabul.

    St. Paulus menjelaskan lebih detil pada I Korintus 11:3-10 dalam risalahnya “On The Veiling Of Virgins”, “Wanita muda hendaklah engkau mengenakan kerudung saat berada di jalan, demikian pula hendaknya engkau mengenakan di dalam gereja, mengenakannya saat berada di antara orang asing dan mengenakannya juga saat berada di antara saudara laki-lakimu.” Artinya perempuan kristiani memiliki kewajiban untuk berkerudung dimanapun ia berada.

    Wajar jika kemudian Menteri Dalam Negeri Italia Giulliano Amato menanggapi sinis permintaan beberapa pihak untuk melarang muslimah berkerudung karena menurutnya, Bunda Maria sebagai wanita suci dalam ummat kristiani juga berkerudung, “Ketika Bunda Maria senantiasa memakai kerudung, lalu bagaimana bisa kalian berharap dari saya untuk menentang kerudung kaum Muslimah?”

    Bahasa Injil Yang Asli

    Injil boleh dikatakan merupakan sebuah buku yang paling banyak diterjemahkan, dan paling banyak diperjual belikan. Tercatat sampai bulan November 2012 injil sudah diterjemahkan hampir ke dalam 518 bahasa, dan terjual sampai 6 milyar copy. Namun demikian pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apa bahasa injil yang asli? Hal ini mengingat yang beredar justru hanya sebuah terjemahan tanpa menyertakan bahasa aslinya.

    Di Indonesia, injil dikenal dengan sebutan al kitab. Jika jeli, maka ummat kristiani akan memahami bahwa bahasa tersebut pada hakikatnya diambil dari bahasa arab, yang artinya buku. Artinya, secara tidak langsung bahasa asli Injil memang sangat terkait dengan bahasa arab. Bahkan injil sendiri terambil dari bahasa arab, alif, nun, ya, dan lam yang berarti kabar baik. Hal ini sangat bisa dimaklumi mengingat Yesus sendiri hidup di Palestina yang sesungguhnya berbahasa aramaik (serumpun dengan arab).

    Sayangnya banyak yang tidak mengetahui bahwa dalam bahasa arab ada beragam dialek, kildani, funisia, kanaait. Nah, untuk Yesus sendiri menggunakan bahasa arab dengan dialek kanaait, yang lebih dikenal dengan Ibrani (kaum seberang).
    Faktanya, Yesus berasal dari Palestina dengan penggunaan bahasa Aramaik. Artinya, kalaupun al kitab/injil lahir darinya, atau firman Tuhan yang diberikan padanya, maka paling tidak bahasa injil yang asli adalah aramaik. Jika memang baru ditulis oleh salah satu dari 12 muridnya (barnabas), maka seharusnya murid itu menulis dalam bahasa aramaik, paling tidak bahasa arab dengan dialek lain. Sayangnya jejak kitab suci tersebut seolah musnah.

    Perjanjian lama juga pada awalnya bukanlah sebuah naskah tunggal, justru kumpulan dari tiga naskah, massorethique, naskah untuk terjemahan bahasa yunani, dan satu lagi taurat Samaria. Perjanjian lama kemudian dikompilasikan, termasuk dengan kumpulan surat-surat. Namun justru hal ini menimbulkan beragam penafsiran, jika dibiarkan akan timbul perpecahan besar, dan agama kristen akan hilang.

    Dalam hal ini kaisar kostantin memiliki pemikiran hebat. Ia berusaha menyatukan perbedaan tersebut dengan mengadakan sebuah konsili (muktamar). Salah satu pembahasan penting dalam hal ini tentu saja berkaitan dengan kitab suci tersebut. Dalam konsili tersebut, Paulus memiliki peranan besar.
    Paulus justru mengambil peran dalam perkembangan ajaran agama kristen karena menentukan arah dari kitab injil. Ia memasukkan unsur-unsur mistik, gnostic, dan sakramen agar lebih menarik. Dalam tahap ini injil sudah menjelma menjadi bahasa yunani.

    Dalam buku the first christian karya A. Powell Davies disebutkan, dalam hal ini Paulus dibenci oleh kaum yahudi karena berkhianat, dan dibenci oleh romawi karena membelot. Hal ini bisa jadi disebabkan menghilangkan keaslian dari bahasa kitab suci yang lebih dekat dengan Yahudi dan Romawi. Namun bagaimanapun, Paulus memiliki andil besar dalam perkembangan gereja dan kitab suci selanjutnya.

    Berdasarkan fakta tersebut, gereja, pendeta, dan para teolog mulai terpecah-pecah, ada yang setuju, ada juga yang tidak. Hal ini menjadikan al kitab juga memiliki isi yang sesuai untuk jama’ah, namun tidak sesuai dengan jama’ah lain. Sayangnya hal ini berimbas pada ajaran dalam al kitab. Oleh sebab itulah singkat kata, gereja hanya merestui beberapa injil saja, namun membuang yang lainnya.

    Oleh sebab itu antara satu gereja dengan yang lain belum tentu memiliki fasal-fasal yang sama dalam kitab sucinya, atau bahkan antara satu dengan yang lain berbeda seperti layaknya gereja-gereja yang bermacam-macam jenisnya. Wajar jika kemudian ummat kristiani tidak mengenal kitab aslinya karena pasti sangat jarang yang mampu berbahasa yunani, terlebih ibrani. Dengan demikian ummat kristiani akan menerima begitu saja terjemahnya tanpa memeriksa bahasa injil yang asli. Lagipula tidak ada anjuran untuk membaca al kitab setiap waktunya, apalagi menghafalnya.

    Bahkan sekarang injil tidak lagi dikenal dengan perjanjian lama atau baru, namun lebih dikenal empat kitab pertama dalam perjanjian baru, Matius, Markus, Lukas, Yohanes yang disebut dengan injil kanonik, atau yang ditulis oleh gereja atas ilham roh kudus. Meskipun jumlah injil yang beredar diyakini mencapai 20an, namun hanya empat injil tersebut yang kini lebih diyakini sebagai injil yang sesuai dengan standar gereja.

    Bahasa Injil Yang Asli

    Posted by Dastan No comments

    Injil boleh dikatakan merupakan sebuah buku yang paling banyak diterjemahkan, dan paling banyak diperjual belikan. Tercatat sampai bulan November 2012 injil sudah diterjemahkan hampir ke dalam 518 bahasa, dan terjual sampai 6 milyar copy. Namun demikian pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apa bahasa injil yang asli? Hal ini mengingat yang beredar justru hanya sebuah terjemahan tanpa menyertakan bahasa aslinya.

    Di Indonesia, injil dikenal dengan sebutan al kitab. Jika jeli, maka ummat kristiani akan memahami bahwa bahasa tersebut pada hakikatnya diambil dari bahasa arab, yang artinya buku. Artinya, secara tidak langsung bahasa asli Injil memang sangat terkait dengan bahasa arab. Bahkan injil sendiri terambil dari bahasa arab, alif, nun, ya, dan lam yang berarti kabar baik. Hal ini sangat bisa dimaklumi mengingat Yesus sendiri hidup di Palestina yang sesungguhnya berbahasa aramaik (serumpun dengan arab).

    Sayangnya banyak yang tidak mengetahui bahwa dalam bahasa arab ada beragam dialek, kildani, funisia, kanaait. Nah, untuk Yesus sendiri menggunakan bahasa arab dengan dialek kanaait, yang lebih dikenal dengan Ibrani (kaum seberang).
    Faktanya, Yesus berasal dari Palestina dengan penggunaan bahasa Aramaik. Artinya, kalaupun al kitab/injil lahir darinya, atau firman Tuhan yang diberikan padanya, maka paling tidak bahasa injil yang asli adalah aramaik. Jika memang baru ditulis oleh salah satu dari 12 muridnya (barnabas), maka seharusnya murid itu menulis dalam bahasa aramaik, paling tidak bahasa arab dengan dialek lain. Sayangnya jejak kitab suci tersebut seolah musnah.

    Perjanjian lama juga pada awalnya bukanlah sebuah naskah tunggal, justru kumpulan dari tiga naskah, massorethique, naskah untuk terjemahan bahasa yunani, dan satu lagi taurat Samaria. Perjanjian lama kemudian dikompilasikan, termasuk dengan kumpulan surat-surat. Namun justru hal ini menimbulkan beragam penafsiran, jika dibiarkan akan timbul perpecahan besar, dan agama kristen akan hilang.

    Dalam hal ini kaisar kostantin memiliki pemikiran hebat. Ia berusaha menyatukan perbedaan tersebut dengan mengadakan sebuah konsili (muktamar). Salah satu pembahasan penting dalam hal ini tentu saja berkaitan dengan kitab suci tersebut. Dalam konsili tersebut, Paulus memiliki peranan besar.
    Paulus justru mengambil peran dalam perkembangan ajaran agama kristen karena menentukan arah dari kitab injil. Ia memasukkan unsur-unsur mistik, gnostic, dan sakramen agar lebih menarik. Dalam tahap ini injil sudah menjelma menjadi bahasa yunani.

    Dalam buku the first christian karya A. Powell Davies disebutkan, dalam hal ini Paulus dibenci oleh kaum yahudi karena berkhianat, dan dibenci oleh romawi karena membelot. Hal ini bisa jadi disebabkan menghilangkan keaslian dari bahasa kitab suci yang lebih dekat dengan Yahudi dan Romawi. Namun bagaimanapun, Paulus memiliki andil besar dalam perkembangan gereja dan kitab suci selanjutnya.

    Berdasarkan fakta tersebut, gereja, pendeta, dan para teolog mulai terpecah-pecah, ada yang setuju, ada juga yang tidak. Hal ini menjadikan al kitab juga memiliki isi yang sesuai untuk jama’ah, namun tidak sesuai dengan jama’ah lain. Sayangnya hal ini berimbas pada ajaran dalam al kitab. Oleh sebab itulah singkat kata, gereja hanya merestui beberapa injil saja, namun membuang yang lainnya.

    Oleh sebab itu antara satu gereja dengan yang lain belum tentu memiliki fasal-fasal yang sama dalam kitab sucinya, atau bahkan antara satu dengan yang lain berbeda seperti layaknya gereja-gereja yang bermacam-macam jenisnya. Wajar jika kemudian ummat kristiani tidak mengenal kitab aslinya karena pasti sangat jarang yang mampu berbahasa yunani, terlebih ibrani. Dengan demikian ummat kristiani akan menerima begitu saja terjemahnya tanpa memeriksa bahasa injil yang asli. Lagipula tidak ada anjuran untuk membaca al kitab setiap waktunya, apalagi menghafalnya.

    Bahkan sekarang injil tidak lagi dikenal dengan perjanjian lama atau baru, namun lebih dikenal empat kitab pertama dalam perjanjian baru, Matius, Markus, Lukas, Yohanes yang disebut dengan injil kanonik, atau yang ditulis oleh gereja atas ilham roh kudus. Meskipun jumlah injil yang beredar diyakini mencapai 20an, namun hanya empat injil tersebut yang kini lebih diyakini sebagai injil yang sesuai dengan standar gereja.

    About

    Nam cu odio vocibus, cu eam graece iisque. Ius ceteros antiopam cu, per cibo illud verear an

    back to top